Sunday, September 13, 2015

Pekerjaan pengukuran menggunakan topography

pengukuran topography
Pengukuran pada pekerjaan persiapan wajib dilakukan sebelum pekerjaan dimulai . pekerjaan pengukuran meliputi :

  • Transverse survey, 
  • center line survey, 
  • profile leveling cross section survey dan
  • existing services survey 
Mengapa pengukuran sangat penting ? tujuannya adalah untuk melindungi terhadap titik acuan (reference point) atau marka yang diperlukan, dan mempertahankan semua benchmarks, monumen dan titik acuan lain. dan apabila reference marks or point tergeser atau terganggu maka penyedia barang dan
jasa harus melaporkan ke konsultan pengawas serta direksi teknis dan secara hati-hati memasang kembali sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas dan direksi teknis. 

Pelaksanaan pengukuran harus di lakukan oleh orang yang memiliki sertifikasi khusus, yang mendapatkan instruksi langsung dari tenaga ahli pengukuran (geodetic engineer) dan mendapat persetujuan dari konsultan pengawas dan direksi teknis

Benchmarks existing adalah sistem koordinat X dan Y sesuai dengan gambar rencana, terdapat beberapa benchmarks di lokasi proyek seperti yang terdapat pada gambar rencana sebagai acuan.

Metode pengukuran : 
Penyedia barang dan jasa harus menyampaikan proposal metode pelaksaan pengukuran dimana metode tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan standart pengukurarn internasional dan pelaksanaan pengukuran belum dapat dimulai sebelum proposal metode pengukuran pelakasanaan tersebut disetujui oleh konsultan pengawas dan direksi teknis. Penyedia barang harus memperhatikan hal-hal dibawah ini : 
  1. TRANVERSE SURVEY , yaitu a). semua ukuran dimulai dan berakhir pada benchmarrks yang awal atau pertama, triangle survey adopting a tranverse method, harus digunakan untuk menentukan titik awal tiap pengukuran area. sudut horizontal harus diukur 3x untuk kedua arah jarum jam dan berlawanan jalur jam dan sudut yang dipakai adalah rata-rata 6 pembacaan b. Pengukuran jarak harus dilakukan 2x . rata-rata dari dua pengukuran yang diambil sebagai ukuran jarak, hal ini apabila dua ukuran tersebut tidak berbeda melebihi dari toleransi standard, c). kesalahan "anguler and linier" akhir tidak boleh melebihi ketentuan yang berlaku
  2. Levelling survey yaitu a).  harus di mulai dan berakhir pada benchmarks yang permanen, b). toleransi kesalah akhir tidak boleh melebihi dari 10 /D dalam satuan mm, dimana D adalah jarak loop (loop distance) dalam km , c). akurasi peralatan harus dalam batas-batas toleransi spesifikasi produsen / pabrik peralatan pengukuran
  3. Centerline survey and profil levelling a). memasang patok , paku untuk memudahkan penentuan lokasi dari titik awal hingga akhir , dan setiap interval 20m sepanjang center line dan area pengukuran, b). menentukan elevasi titik-titik yang mengalami perubahan elevasi harus dicatat sesuai pengukuran lapangan
  4. Cross section levelling , harus di laksanakan tegak lurus terhadap center line dengan jarak 3 meteran, sedangkan jika ada perubahan titik point maka harus diukur dengan interval 5 m di tepi perkerasan atau posisi yang lain.
  5. Penyusunan data dan pembuatan peta (compiling and Mapping ) , yaitu data harus disusun sesuai data lapangan dan diproses , nama joint, koordinat, perhitungan elevasi, nama tipe alat yang dipakai, ukuran panjang poligon, metode perhitungan, lokasi peta, uraian benchmarks dan sketsa lapangan . hasil pengukuran di cetak dalam layout 1 : 1000 , potongan melintang skala 1 : 100 , secara vertikal dan horisontal 
http://www.konstruksibangunansipil.blogspot.co.id/